Beranda » Mengapa Kami?

Mengapa Kami?

  • PARODIA KUMPULAN CERPEN

    Istifari Hasan

    ISBN: 978-602-50682-7-0

    Harga: 45.000

     

    Kumpulan cerpen Parodia karya Istifari Hasan ini mengabarkan kepada pembaca bahwa tak ada hidup berjalan di garis lurus-linier, satu warna, dan persis harapan atau bayangan. Nuansa hidup itu luar biasa kaya warna. Salah satunya warna parodi.

    Dalam buku ini, Istifari Hasan tanpak ingin menegaskan bahwa

    hidup itu berlangsung seperti karnaval parodi-parodi yang coraknya beraneka ragam, yang setiap saat tampil di dalam altar kehidupan. Itu semua ditampilkan dalam cerpen-cerpen dengan alur sederhana, gaya lugas-alamiah, dan tanpa “tedeng aling-aling”. Dan dengan ringan hati dan gamblang sekali, tanpa dibebani rasa segan, menampilkan karnaval parodi dari kehidupan privat sampai sosial seseorang atau beberapa orang.

    Tak pelak cerpen-cerpen Istifari Hasan seolah mendeklarasikan: hidup itu hanyalah sebuah parodi, jalani sepenuh kejujuran hati.

    (Djoko Saryono, Penyair dan Guru besar Universitas Negeri Malang)

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Ayahku Guru Manajemen

    Willy Mulyawan

    ISBN:

    Cetakan I, Januari 2020

    xiv, + 86 hlm; 13.5 x 20 cm

    Harga : Rp. 40.000

    Di dalam buku berjudul Ayahku Guru Manajemen ini, penulis mampu membuat kesan dan stigma terhadap ilmu manajamen tadi menjadi ringan, gurih dan mudah difahami. Penulis memaparkannya dengan cerita dan contoh dalam kehidupan sehari hari.

    Jika anda adalah orang yang sangat merindukan dan menginginkan sebuah perubahan diri, pencapaian diri, dan percepatan diri. mempelajari ilmu manajemen, buku yang sedang  Anda baca ini merupakan salah satu pilihan yang tepat saat ini. Karena apa yang ada dalam tulisan ini merupakan hasil dari apa yang telah pelajari pelajari dan uji keilmuannya di dalam aktivitas pekerjaannya.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    KAKI-KAKI KECIL RAMADAN

    Fitrahayunitisna dan Rizka Amaliah

    ISBN: 978-623-90393-1-8

    Cetakan I, Mei 2019

    viii, + 82 hlm; 14x 20 cm

    Harga: Rp. 35.000

     

    Kumpulan cerpen anak ini bercerita tentang pengalaman anak-anak di bulan Ramadan. Kisah yang segar dan sarat akan pesan moral ini segaja ditulis khusus edisi Ramadan. Meski begitu, cerita ini tetap menyenangkan untuk dibaca kapan saja selain bulan Ramadan. Kumpulan cerita anak ini tepat untuk dibaca anak-anak usia TK sampai SD. Tidak menutup kemungkinan, cerita ini disukai oleh remaja. Dapat juga dibacakan oleh orangtua untuk anak-anaknya.

    Kumpulan cerpen anak Kaki-kaki Kecil Ramadan mengambarkan pengalaman lima sahabat Lula, Hamdan, Toto, Nara, dan Meilin di bulan puasa. Hari-hari mereka adalah petualang baru. Belajar dan bermain adalah sepaket aktivitas yang menyenangkan. Berlajar adalah untuk menjadi manusia yang baik, bukan sekedar pintar. Maka, dalam cerita ini digambarkan bahwa anak-anak bermain dan mendapatkan.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    SULUK RINDU

    @Imam Sarozi

    ISBN: 978-623-92259-5-7

    Cetakan I, Mei 2020

    vi + 188 hlm; 14 x 20 cm

    Harga: Rp. 55.000

     

     

     

    “Bagi pecinta semu, rindu adalah candu. Ia hanya membawa pada laku putus asa dan sendu. Bagi pecinta sejati, rindu itu syahdu. Rindu memandu langkah, menuju sejatinya tempat memadu. Novel Suluk Rindu, karya nak mas Imam Sarozi ini, adalah jahitan dari kisah yang membasah, dalam resah yang tarasah. Layak dibaca, dan bisa bikin matamu berkaca-kaca”.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Titik Termalam Kumpulan Cerpen

    @Kingkin Puput Kinanti

    ISBN: 978-623-92259-1-9

    Cetakan I, Desember 2019

    xiv, + 112 hlm; 13.5 x 20 cm

    Harga: Rp.50.000

     

    Cerpen-cerpen yang ditulis mengambil tema yang cukup beragam, mulai dari kisah  percintaan, fenomena sosial, budaya, dan keluarga yang kemudian saya bungkus dalam sebuah buku kumpulan cerpen yang saya beri judul “Titik Termalam”. Alasan penamaan “Titik Termalam” karena cerpen-cerpen ini adalah akumulasi dari kisah-kisah yang saya ibaratkan sebagai pagi dan bertumpu pada sebuah renungan pada malam hari, yaitu pada titik termalam.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Sepucuk Semesta

    Annisa Diah A.

    ISBN: 978-623-92259-3-3

    Cetakan I, Februari 2020

    xiv, + 42 hlm; 13.5 x 20 cm

    Harga: Setok Habis

    Kisah dalam novel ini terbilang sederhana. Di saat yang lain sibuk untuk membuat kisahnya ditulis dengan ‘sempurna’, penulis Sepucuk Semesta ini menulis kisahnya ini dengan sederhana. Disajikan dengan gaya dan bahasa yang tidak dilebih-lebihkan. Pembaca diajak untuk masuk ke dunia di mana Alea hidup dan tumbuh. Dari remaja yang mulai merasakan bagaimana jatuh cinta hingga menjadi perempuan dewasa yang bahagia.

    Karya ini merupakan salahsatu pemenang yang terpilih dalam event tahunan dalam rangka ulang tahun penerbit Stelkendo tahun 2020. Dengan jumlah peserta ratusan lebih, dari pelbagai macam kota se-Indonesia, karya yang ditulis oleh Annisa Diah Anggraini mendapatkan kesempatan untuk kami terbitkan.

     

     

     

     

     

     

     

     

    KITAB SUCI DAN PARA PEMBACANYA

    Prof. Dr. M. Amin Abdullah, dkk

    ISBN: 978-623-90393-8-7

    x, + 350 hlm; 14.5 x 21 cm

    Harga: rp.110.000

     

    KALAU kita mengunjungi Museum Sejarah Indonesia, yang disebut juga Museum Fatahillah, di Jalan Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Jakarta, dan kita memasuki wilayah halaman belakangnya, kita akan menjumpai sebuah patung yang menampilkan sosok lelaki muda tampan, tanpa cambang dan jenggot, dengan dada yang bidang berotot kuat. Pada bagian kepalanya, tampak petasus atau topi yang memiliki sepasang sayap. Tangan kanannya seperti sedang menunjuk ke langit dan tangan kirinya memegang tongkat keberuntungan kadukeus yang dililit oleh dua ekor ular dengan sayap di atasnya. Satu kaki kirinya sedang menginjak bola dunia, seperti hendak terbang ke atas, sementara kaki kanannya tampak ditekuk. Kedua kakinya pun mengenakan talaria atau sandal bersayap. Itulah Patung Dewa Hermes.

    Hermes adalah nama dewa dalam mitologi Yunani yang darinya kemudian diturunkan istilah ‘hermeneutika’. Sebagaimana Dewa Hermes yang berperan sebagai utusan untuk menyampaikan pesan dan menjelaskannya kepada dewadewa lain, termasuk kepada manusia – dan dengan demikian ia bertugas untuk menjembatani antara dunia ilahi dan dunia insani – hermeneutika pun berurusan dengan upaya untuk memeriksa hubungan antara ranah sebuah teks atau karya seni, dan ranah dari pribadi yang ingin memahaminya.1 Kata kerja Yunani hermeneuein itu sendiri berarti: menjelaskan, menterjemahkan dan mengungkapkan. Seorang teolog dan filsuf berkebangsaan Swiss, Gerhard Ebeling (m. 2001), mencatat tiga signifikansi tersebut dan berusaha untuk merangkumnya di bawah satu rubrik umum, yaitu: ‘interpretasi’. Hermeneutika lalu dimaknai sebagai upaya untuk mengidentifikasi prinsip dan metode yang menjadi syarat bagi sebuah penafsiran teks.

Mengapa Kami? | Percetakan dan Penerbit Buku Yogyakarta

+ SIDEBAR

Jasa percetakan buku dengan Model Offset atau Print On Demand (POD), keduanya memiliki keunggulan